Rabu, 04 Desember 2013

macam-macam sujud

Sujud syukur adalah sujud yang dilakukan ketika mendapat kenikmatan dari Allah swt.. Sujud ini dilakukan sebagai tanda terima kasih kepada-Nya atas kenikmatan atau karena terhindar dari kesusahan yang besar. Sujud syukur hukumnya sunnah. Sujud syukur dilakukan ketika kita mendapat berbagai nikmat. Contohnya, sujud syukur dilakukan apabila kita naik kelas, atau mendapat prestasi yang baik dalam belajar, lulus ujian. Kesemuanya perlu disyukuri.
Sujud syukur merupakan satu kebiasaan yang dikerjakan oleh Rasulullah saw. ketika beliau memperoleh anugrah nikmat dari Allah swt.. Sebagaimana dalam riwayat berikut.
عَنْ اَبِى بَكْرَةً اَنَّ النَّبِيَّ ص.م. كَانَ إِذَا اَتَاهُ اَمْرٌ يَسُرُّهُ اَوْ بُشْرَى بِهِ خَرَّ سَاجِدًا شُكْرًا ِللهِ 
Dari Abu Bakrah, “Sesungguhnya apabila datang kepada Nabi saw sesuatu yang menggembirakan atau kabar suka, beliau langsung sujud berterima kasih kepada Allah. (H.R. Abu Dawud dan Tirmizi).
Syarat-syarat sujud syukur sebagaimana syarat salat, seperti suci dari hadas dan najis, menghadap ke kiblat serta menutup aurat. Sedangkan rukun sujud syukur, yaitu: 1) Niat, 2) takbiratul ihram, 3) sujud, dan 4) memberi salam sesudah duduk.
Lafal yang dibaca ketika melakukan sujud syukur adalah
رَبِّى اَوْزِعْنِى اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِى اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَاَنْ اَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَه وَاَدْخِلْنِى بِرَحْمَتِكَ فِى عِبَادِكَ الصَّلِحِيْن 
"Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh. (Q.S. An-Naml [27]: 19)
Lafal sujud syukur ini adalah doa Nabi Sulaiman a.s. yang diabadikan dalam Al-Qur’an Surah an-Naml: 19. Ketika itu Nabi Sulaiman a.s. tersenyum mendengar percakapan semut yang hendak melindungi diri karena kedatangan pasukan Sulaiman melewati sarangnya. Oleh karena itu Nabi Sulaiman bersyukur kepada Allah swt. atas ilham yang telah dianugerahkan-Nya kepada Nabi Sulaiman.
Sujud syukur juga sering dilakukan oleh para sahabat Nabi. Sebagai contoh adalah Abu Bakar as-Sidik melakukan sujud syukur ketika mendengar kematian Musailamah al-Kazab; kemudian Ali bin Abi Talib bersujud syukur ketika menemukan mayat Dzat Tsudayah diantara orang-orang khawarij yang tewas terbunuh; Ka’ab bin Malik melakukan sujud syukur ketika mendengar berita tentang tobatnya diterima oleh Allah swt. 
2. Sujud Sahwi  
Sujud sahwi yaitu mengerjakan sujud dua kali yang dikerjakan sebelum salam setelah selesai membaca bacaan tasyahud akhir. Sujud ini dilakukan karena ada keraguan atau ada yang terlupa dalam mengerjakan salat.
Sebab-sebab dilakukannya sujud sahwi adalah sebagai berikut.
  1. Kekurangan atau kelebihan rakaat, rukuk, atau sujud karena lupa. Apabila kekurangan maka jumlah rakaatnya dipenuhi dahulu. 
  2. Ragu-ragu (syak) tentang bilangan rakaat yang telah dikerjakan. 
  3. Lupa belum membaca tasyahud awal 
Sebab-sebab dilakukannya sujud sahwi adalah sebagai berikut.  Cara melaksanakan sujud sahwi adalah sebagai berikut. 
  1. Apabila merasa ragu akan bilangan rakaat, maka pilihlah yang paling sedikit, kemudian disempurnakan jumlah rakaatnya, kemudian sujud sahwi sebelum memberi salam. 
  2. Apabila jumlah rakaatnya kurang, maka harus dicukupi terlebih dahulu. 
  3. Apabila belum membaca tasyahud awal, setelah teringat dan belum berdiri tegak, masih boleh mengerjakan tasyahud awal. Akan tetapi bila sudah terlanjur berdiri tegak, tasyahud awal dilampaui saja. 
 
Bacaan pada saat melaksanakan sujud sahwi adalah
سُبْحَانَ مَنْ لاَ يَنَامُ وَلَا يَسْهُوْا.

Artinya: Mahasuci Allah swt. yang tidak tidur dan tidak lupa. 
Sujud sahwi dilakukan sebelum salam, tetapi boleh juga dilakukan sesudah salam. Hukum sujud sahwi adalah sunah. Sujud sahwi dilakukan sama dengan sujud rukun, yaitu dua sujud dengan duduk di antara kedua sujud yang bacaannya sama dengan duduk di antara dua sujud pada waktu salat.

3.   Sujud Tilawah 

Sujud tilawah artinya sujud bacaan, yaitu sujud yang sunah dikerjakan ketika seseorang membaca ayat-ayat sajdah. Begitu pula orang yang mendengar bacaan ayat-ayat tersebut. Apabila ayat-ayat sajdah dibaca dalam salat, maka apabila imam melakukan sujud tilawah, makmumnya juga mengikuti untuk sujud tilawah. Akan tetapi apabila imam tidak membaca sujud tilawah, yang mendengarkan tidak disunahkan sujud.

Ayat-ayat sajdah adalah ayat-ayat yang memuat lafal سَجَدَ – يَسْجُدُ – أَسْجُدُ .

Dalam sebuah hadis, Tirmizi meriwayatkan sebagai berikut.: 
عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ النَّبِيَّ ص.م. كَانَ يُقْرَأُ عَلَيْنَا الْقُرْأَنَ فَإِذَا مَرَّ بِالسَّجْدَةِ كَبَّرَ وَسَجَدْنَا مَعَهُ (رواه الترمذى) 
Dari Ibnu Umar, “Sesungguhnya Nabi saw. Pernah membaca Al-Qur’an di depan kami. Ketika bacaannya sampai pada ayat Sajdah, beliau takbir, lalu sujud, maka kami pun sujud bersama-sama beliau.” (H.R. Tirmizi).
Adapun bacaan untuk sujud tilawah adalah
سَجَدَ وَجْهِىَ لِلَّذِى خَلَقَهُ وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ بِحَوْلِهِ وَقُوَّتِه. 
Aku sujud kepada Tuhan yang menjadikan diriku, Tuhan yang membukakan pendengaran dan penglihatan dengan kekuasaan-Nya. (H.R. Tirmizi).
Syarat-syarat sujud tilawah sebagaimana syarat salat, seperti suci dari hadas dan najis, menghadap ke kiblat serta menutup aurat. Sedangkan rukun sujud tilawah di luar salat, yaitu: 1) Niat, 2) takbiratul ihram, 3) sujud, 4) memberi salam sesudah duduk.
 sumber : http://www.edupai.web.id/2012/05/macam-macam-sujud.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar